Pages

Thursday, January 3, 2019

CONTOH SURAT TEGURAN PNS

Hai Sobat Surya El Darma, post pertama di tahun 2019 ini, Surya ingin membagikan kepada sobat-sobat contoh surat teguran untuk PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. Semoga bermanfaat :)

CONTOH SURAT TEGURAN PNS
      SURAT EDARAN KEPALA BADAN
      ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
      NOMOR               :  23/SE/1980
      TANGGAL          :  30 OKTOBER 1980

SURAT KEPUTUSAN TEGURAN TERTULIS
RAHASIA
KEPUTUSAN DIREKTUR......
NOMOR :

Membaca





Menimbang







Mengingat










Memperhatikan


1.


2.

a.


b.





1.


2.



3.


4.
1.


2.

Laporan dari......…………... tanggal………………. tentang pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Sdr..................................... Nip................................. tanggal……………..
Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Sdr…………………… Nip...........       Pangkat………………… Tanggal………………..
Bahwa menurut hasil pemeriksaan tersebut di atas Sdr............... tersebut telah melakukan perbuatan berupa jarang masuk kerja
Dan seterusnya:
Bahwa perbuatan tersebutmerupakan pelanggaran terhadap pasal 1 ayat …. Huruf c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980.
bahwa untuk menegakkan disiplin, di pandang perlu menjatuhkan disiplin yang setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukannya itu kepada Sdr………………………………
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 tentang WewenangPengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3058);
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3176).
 Dan seterusnya.
Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nonor 12/SE/1975 tanggal 14 Oktober 1975 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemendahan, Dan Pemberhentian Pegawai Negeri sipil;
Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 23/SE/1980 tanggal 30 Oktober 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA








KEDUA

KETIGA
:
:








:

:
Menjatuhkan hukuman disiplin berupa teguran tertulis
Kepada  :            
Nama                  :
NIP                     :
Pangkat               :
Jabatan                :
Unit Organisasi   :
Karena ia pada tanggal……………. Melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan Pasal…. Ayat….. huruf….. Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun  1980.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di sampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diindahkan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di              ............................
Tanggal                       …………………
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM,


………………………………………………………
NAMA        : ………………………………………………
Nip               : ……………………………………………….







TEMBUSAN   disampaikan dengan hormat kepada :
1.        Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian BAKN di Jakarta
2.        Dan seterusnya

Friday, September 30, 2016

Contoh Surat Permohonan Modal Usaha

Hai sobat Surya el Darma semua, setelah sekitar 2 bulan lebih vakum dikarenakan berbagai kesibukan, pada kesempatan kali ini Surya akan membagikan contoh format surat permohonan modal usaha. Semoga bermanfaat :)



SURAT PERMOHONAN MODAL USAHA

Seuot Baroh, 23 Agustus 2016
Nomor             : Istimewa                                                                         Kepada Yth,
Lampiran         : 1 (satu) Berkas                                                               Bapak Kepala Kantor Badan
Sifat                :                                                                                          BAITUL MAL Aceh Besar
Perihal            : Permohonan Modal Usaha                                           Di-
                                                                                                                             Kota Jantho

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama               : Nurjannah
TTL                  : Seuot Baroh, 10-07-1984
Pekerjaan         : Ibu Rumah Tangga
Alamat             : Dusun Ujong Blang Gampong Seuot Baroh, Kec. Indrapuri,
  Kab. Aceh Besar.

            Dengan ini saya mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu agar sudi kiranya memberikan bantuan modal usaha kepada saya, guna untuk mengembangkan usaha kios jualan kelontong yang berlokasi di Dusun Ujong Blang Gampong Seuot Baroh Kab. Aceh Besar, yang mana usaha tersebut telah setahun saya tekuni demi membantu perekonomian didalam keluarga, dengan membutuhkan bantuan dana sebagaimana terlampir dalam rincian anggaran biaya.

            Sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu turut saya lampirkan :
       1.      Foto Copy KTP dan KK
       2.      Surat Keterangan Miskin dari Gampong
       3.      Surat Keterangan Usaha dari Gampong
       4.      Foto usaha yang dijalankan
       5.      Rincian Anggaran Biaya

Demikian permohonan ini saya ajukan, semoga terkabul hendaknya, atas bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

     Pemohon                                                                                 Mengetahui Keuchik
  Modal Usaha                                                                             Gampong Seuot Baroh



 (NURJANNAH)                                                                                     (MAHDAN)

Saturday, July 23, 2016

Analisis Syair Ritsa Al-Khansa

     Halo sobat Surya el Darma sekalian, pada kesempatan kali ini Surya akan membagikan hasil tugas kuliah Surya tentang analisis syair Arab, yaitu Syair Ritsa (kesedihan) dari Al-Khansa. Semoga bermanfaat dan jangan lupa komentarnya ya :)

      Sinopsis dan Terjemahan Syair Al-Khansa
Syair Ritsa’ ini merupakan murni karya Al-Khansa sendiri. Syair ini terdiri dari 28 bait, namun pada kajian ini kami hanya menganalisa 6 bait saja. Syair Ritsa ini berisi mengenai “Ratapan” sang penyair terhadap kematian Sakhr saudaranya, sekaligus menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia bahwa kematian akan menemui kita suatu saat nanti, dan mereka yang kita cintai akan kembali pada sang ilahi rabbi. Jika kita baca secara menyeluruh, makna yang terkandung dalam syair tersebut sungguh luar biasa, karena maknanya menyentuh hati pembaca. Syair ini merupakan syair ritsa dikenal dengan istilah elegi, yaitu sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih, rindu, atau murung, karena kematian saudaranya. Secara singkat, ritsa dalam sastra Arab diartikan sebagai syair ratapan. Syair ini biasanya digunakan sebagai ungkapan belasungkawa atas kejadian yang menyedihkan.
يا عَينُ فِيضِى بدمعٍ منكِ مِغْزار         وابكى لصخر بدمعٍ منك مدرارِ
Wahai mata, kucurkanlah air matamu dengan deras
Tangisilah Sakhr dengan deraian air matamu
إنى أرِقْتُ فبتُّ الليلَ ساهرة             كأنّما كُحِلَتْ عَينى بعُوّار
Kutumpahkan (air mata) dan kulalui malam tanpa tidur
Seakan-akan mataku bercelak kebutaan
أرْعى النجومَ وما كلّفتُ رِعْيَتَها          وتارة أتغشّى فضْلَ أطمارى
Kuawasi bintang-bintang, meski tak seharusnya aku lakukan
Kadang (dengan) itu aku  melupakan semua kemalanganku
وقد سمعتُ فلم أبهج به خبرا            مُخَبّرا قام ينمى رجعَ أخبار
Aku telah mendengar berita itu yang semakin berkembang cepat,
Dan aku tak senang mendengarnya
قال ابنُ أمِّك ثاوٍ بالضريح وقد          سوّوا عليه بألواحٍ وأحجارِ
Anak laki-laki ibumu  berkata, istirahatlah dalam kubur dan
Mereka telah meratakannya dengan papan dan batu
فاذهب فلا يُبْعدنك الله من رجلٍ       منَّاعِ ضَيْمٍ وطلاّبٍ بأوتار[1]
Pergilah, Allah tidak akan pernah menjauhkanmu dari laki-laki
Yang selalu membela orang yang tertindas dan  menuntut balas (dendam)

       Analisis Matan Makna dalam Syair Ar-Ritsa Karya Al-Khansa
1.      Analisis Makna Kata
يا عَينُ فِيضِى بدمعٍ منكِ مِغْزار         وابكى لصخر بدمعٍ منك مدرارِ
يا (Wahai) merupakan ungkapan tuntutan atau pengharapan yang dilakukan oleh Al-Khansa, عَينُ (mata) salah satu dari sekian banyak anggota tubuh yang diharapkan oleh Al-Khansa, فِيضِى  (kucurkanlah) lafazd fi’il amar yang merupakan tuntutan terhadap matanya. بدمعٍ منكِ (air matamu) sesuatu yang dihasilkan oleh mata karena peristiwa yang menyedihkan atau mengharukan, مِغْزار (dengan deras) keadaan air mata yang keluar karena peristiwa sangat menyedihkan, وابكى (Tangisilah) yaitu tuntutan atau perintah, لصخر (Sakhr) nama daripada saudara Al-Khansa, (air matamu) sesuatu yang dihasilkan oleh mata karna peristiwa yang menyedihkan atau mengharukan, مدرارِ (deraian) keaadan air mata yang keluar secara terus menerus tanpa henti.
إنى أرِقْتُ فبتُّ الليلَ ساهرة             كأنّما كُحِلَتْ عَينى بعُوّار
              إنى (sesungguhnya aku) merupakan lafadz taukid yang dinyatakan oleh Al-Khansa, أرِقْتُ (Kutumpahkan) merupakan ungkapan penyair sebagai aku, فبتُّ (kulalui) yaitu perbuatan yang dilakukan oleh sang penyair pada saat itu, الليلَ (malam) peristiwa atau kalimat yang menujuki kepada masa (zaman), ساهرة (tanpa tidur) keadaan atau hal yang dilakukan oleh penyair pada saat itu. كأنّما (Seakan-akan) merupakan lafadz yang berandai-andai (pengharapan), عَينى (mataku) salah satu anggota badan pada penyair yaitu Al-Khansa, كُحِلَتْ (bercelak)  بعُوّار ( kebutaan) keadaan matanya yang disebabkan kesedihan.
أرْعى النجومَ وما كلّفتُ رِعْيَتَها          وتارة أتغشّى فضْلَ أطمارى
 أرْعى (Kuawasi) ungkapan tokoh aku yaitu Al-Khansa, النجومَ (bintang-bintang) salah satu benda langit yang muncul hanya pada malam hari, وما كلّفتُ رِعْيَتَها (meski tak seharusnya aku lakukan) merupakan ungkapan penafian (peniadaan) perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan oleh penyair yaitu Al-Khansa. وتارة أتغشّ (Kadang (dengan) itu aku  melupakan) ini merupakan ungkapan penyair yang mrupakan tokoh aku beranggapan dengan perbuatan yang dia lakukan dapat menghilangkan kesedihannya,  فضْلَ أطمارى (semua kemalanganku) ini salah satu dari sekian banyak musibah yang menimpa si penyair.
وقد سمعتُ فلم أبهج به خبرا            مُخَبّرا قام ينمى رجعَ أخبار 
   وقد سمعتُ (Aku telah mendengar) lafadz dari pada fi’il madhi yang menunjuki kepada masa yang telah terjadi yaitu apa yang didengarkan oleh penyair, خبرا  (berita )kejadian (peristiwa) yang menimpa saudara dari si penyair yaitu peristiwa kematian Sakhr,  فلم أبهج به (dan aku tak senang mendengarnya) pada lafadz ini penyair tidak suka atau senang mendengar kejadian yang menimpa saudaranya yang ditunjuki dengan adanya jazam,  مُخَبّرا (pembawa berita) ini merupakan bentuk lafadz isim fa’il yaitu orang yang menyampaikn berita kematian saudaranya al-Khansa, قام ينمى رجعَ أخبار (yang telah semakin berkembang cepat), proses berita kematian  yang menimpa Sakhr berkembang sangat cepat sehingga sampai ke pendengar si penyair (al-Khansa).
قال ابنُ أمِّك ثاوٍ بالضريح وقد          سوّوا عليه بألواحٍ وأحجارِ
قال ابنُ أمِّك  (Anak laki-laki ibumu  berkata, )pada kalimat ini penyair al-Khansa menjelaskan bahwa  saudara kandung dari sakhr yang se-ibu dengannya berkata padanya, ثاوٍ بالضريح  (istirahatlah dalam kubur ) ungkapan tersebut menunjukkan tempat dimana jasad si sakhr dikuburkan. Dan وقدسوّوا عليه (Mereka telah meratakannya) قد apabila dibarengi oleh lafadz fiil madhi maka bermakna sungguh telah meratakan.  بألواحٍ وأحجارِ (Dengan papan dan batu ) pada lafadz ini menunjukkan pada kuburnya (sakhr) yang telah diratakan oleh papan-papan dan batu-batu sebagaimana adat-istiadat ketika pemakaman dilakukan di tanah arab pada masa itu hingga sekarang.
فاذهب فلا يُبْعدنك الله من رجلٍ       منَّاعِ ضَيْمٍ وطلاّبٍ بأوتار
   فاذهب (Pergilah) pada lafadz ini menjelaskan bahwa saudara kandung Sakhr mencoba mengikhlaskan kepergian Sakhr. فلا  (maka tidak) pada lafadz ini terdapat huruf (ف) sebagai jawab syarat dari (ف) sebelumnya, kemudian setelahnya terdapat juga huruf nafi (ل), yang bermakna “tidak akan”  يُبْعدنك الله(Allah tidak akan pernah menjauhkanmu) pada lafadz ini menjelaskan bahwa saudara laki-laki Sakhr mengatakan kepadanya bahwa Allah sangat mencintai pemuda.   اللهini merupakan lafzatullah/lafadz jalalah, yang menjelaskan bahwa Allahlah sang pencipta  من رجلٍ(dari laki-laki) pada lafadz ini menjelaskan bahwa saudaranya al-Khansa si Sakhr seorang laki-laki yang tidak akan Allah menjauhinya karena akhlaknya yang baik yang dijelaskan oleh kalimat setelahnya. منَّاعِ ضَيْمٍ  (Yang selalu membela orang yang tertindas) pada kalimat ini menjelaskan bahwa semasa hidupnya Sakhr melakukan perbuatan yang mulia yaitu menjaga kazaliman dengan membela orang-orang yang tertindas.  وطلاّبٍ بأوتار (dan  menuntut balas dendam) dan pada teks ini menunjuki kepada perbuatan mulia pula yang telah dilakukan oleh Sakhr semasa hidupnya dengan ada (و) sebagai ‘ataf dari kalimat sebelumnya.

2.      Analisis Balaghah
Analisis Balaghah
·         التشبيه[2]
إنى أرِقْتُ فبتُّ الليلَ ساهرة             كأنّما كُحِلَتْ عَينى بعُوّار
Kutumpahkan (air mata) dan kulalui malam tanpa tidur
Seakan-akan mataku bercelak kebutaan
            Pada bait kedua ini mengandung makna majazi yang terdiri dari adatut tasybih, musyabbah bihi, dan wajhu syabah. Penyair al-Khansa’ meluapkan perasaan sedihnya akan kepergian saudaranya sehingga ia merasa  hidupnya telah kelam,suram dan tiada lagi bermakna.
·         الجناس[3]
وقد سمعتُ فلم أبهج به خبرا            مُخَبّرا قام ينمى رجعَ أخبار
Aku telah mendengar berita itu yang semakin berkembang cepat,
Dan aku tak senang mendengarnya
Pada bait diatas terdapat  jinas ghairu at-tam naqis yaitu antara kata خبرا dan أخبار. Kedua kata tersebut lafadznya hampir serupa tapi berbeda maknanya, sehingga termasuk ke dalam kriteria jinas seperti yang telah disebutkan diatas.

3.      Analisis Makna Hikmah
a.       Duka dalam hidup
            Setiap manusia akan melewati beberapa fase dalam kehidupan, salah satunya adalah suka dan duka dalam hidup. Yang mana setiap rupa yang kita cintai baik itu sabahat, keluarga, dan yang lainnya suatu waktu ia akan pergi. Oleh karena itu, kita harus lebih banyak bersabar dalam melewati kehidupan ini.
b.      Kematian
            Setiap manusia akan menemui ajalnya atau kematian. Karena ajal/mati merupakan janji Allah dan itu pasti akan terjadi. Kendati demikian sepatutnya bagi kita harus banyak bersabar ketika sosok yang kita cintai telah pergi jauh dari dunia ini. Biarkan semua pergi tanpa sedih yang berkepanjangan sehingga menjadikan hidup kita suram dan tiada bermakna.
c.       Ikhlas
Setiap yang datang ia pasti akan pergi, setiap yang hidup ia akan mati. Semua itu merupakan drama kehidupan yang telah Allah atur dalam kuasanya untuk para manusia agar ia (Allah) bisa melihat sejauh mana hambaNya mampu bersabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupan ini.



[1] Abd al-Salam al-Haufi, Diwan al-Khansa, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1985), h. 46
[2] Fahmi Sofyan, Ilmu Al-Balaghah At-Tathbiqi (Al-Bayan- Al-Ma’ani-Al-Badi’), (Banda Aceh: Lhee Sagoe Press, 2015), h. 31
[3] Fahmi Sofyan, Ilmu Al-Balaghah At-Tathbiqi (Al-Bayan- Al-Ma’ani-Al-Badi’), (Banda Aceh: Lhee Sagoe Press, 2015), h. 166