Pages

Monday, April 25, 2016

Kesusasteraan Amerika

NAMA   : SURYA DARMA
NIM       : 521303147 
KESUSASTERAAN AMERIKA

            Kesusasteraan Amerika berawal dari mitos-mitos, legenda, dongeng dan syair lagu kebudayaan kaum Indian yang menyebar dari mulut ke mulut. Sebelum orang Eropa menginjakkan kaki, kesusasteraan dalam bentuk tertulis tidak ada di Amerika Utara, walaupun terdapat lebih dari 500 bahasa Indian yang berbeda. Suku-suku yang ada memegang teguh kepercayaan mereka seperti menyembah dewa, hewan, tanaman, atau orang suci. Sistem pemerintahannya beragam mulai dari yang demokratis, yang memakai sistem dewan para tetua hingga yang teokrasi (keagamaan). Perbedaan adat ini juga salah satu bagian dari kesusasteraan oral.
            Namun masih bisa dibuat  beberapa penggolongan. Cerita-cerita Indian, misalnya banyak dibumbui penghormatan kepada alam sebagai induk spiritual dan fisik mereka. Yang tokoh utamanya bisa hewan atau tanaman, seringkali totem yang dihubungkan dengan suku, kelompok, maupun individu. Produk kesusasteraan modern yang paling dekat dengan semangat spiritual Indian adalah “Over-Soul,” karya Ralph Waldo Emerson, yang transenden, yang meresapi seluruh kehidupan.
            Contoh-contoh dari hampir seluruh genre oral ini dapat ditemui di kesusasteraan Indian Amerika seperti syair, nyanyian, mitos, dongeng, anekdot, mantera, teka-teki, peribahasa, syair kepahlawanan, dan legenda sejarah. Catatan tentang migrasi dan nenek moyang banyak sekali. Demikian pula dengan gambar-gambar atau lagu-lagu penyembuhan dan kisah-kisah bualan. Beberapa cerita tentang makhluk juga terkenal. Salah satunya adalah cerita tentang seekor kura-kura yang menguasai dunia. Cerita ini punya beragam versi, tergantung suku mana yang menceritakannya. Itu sebabnya kaum Indian menamakan Amerika sebagai “Kepulauan Kura-Kura.”
            Tradisi oral Indian dan hubungannya dengan kesusasteraan Amerika secara keseluruhan adalah salah satu topik terkaya dan paling jarang dijamah. Sumbangan kaum Indian kepada Amerika lebih besar dari yang banyak dianggap orang. Ratusan kosakata Indian yang dipakai dalam Bahasa Inggris Amerika sehari-hari diantarnya canoe, tobacco, potato, moccasin, moose, persimon, raccoon, tomahawk, dan totem. Tulisan kontemporer Kaum Asli Amerika juga memuat karya cipta yang sangat indah.
            Bangsa Amerika di masa “Dasawarsa 20-an yang Mengaum” jatuh cinta dengan hiburan modern lain. Banyak orang pergi menonton film seminggu sekali. Walau pelarangan atas produksi, pengiriman, dan penjualan alkohol yang dinyatakan dalam Amandemen ke-18 Konstitusi Amerika Serikat dimulai 1919, bar penyedia minuman keras ilegal dan klub malam tumbuh subur, menyajikan musik jazz, minuman koktil, dan gaya busana serta dansa yang berani. Berdansa, menonton film, tur bermobil, dan radio adalah gaya nasional. Wanita Amerika, khususnya, mereka terbebaskan. Banyak yang meninggalkan peternakan dan desa untuk mengerjakan pekerjaan sipil pada saat perang di kota-kota di Amerika selama Perang Dunia I, dan menjadi benar-benar modern. Mereka memotong rambut mereka jadi pendek, mengenakan baju “bergelombang” pendek, dan berjaya pada saat hak memilih dipastikan oleh Amandemen  ke-19 pada Konstitusi yang dikeluarkan pada tahun 1920. Mereka dengan berani mengungkapkan pendapat mereka dan mendapat tempat publik di lingkungan masyarakat.
            Kaum muda barat memberontak, marah, dan mengalami kekecewaan karena perang yang kejam, mereka bertanggung jawab atas generasi yang lebih tua, dan kondisi ekonomi pasca perang yang sulit tapi ironisnya membuat orang-orang Amerika yang memiliki dolar dapat hidup di luar negeri dengan nyaman walau uang mereka sangat sedikit. Walau ada kegembiraan lahiriah, modernitas, dan kemakmuran materi yang tak terhingga, orang-orang muda di Amerika dasawarsa 1920-an adalah generasi yang hilang. Tanpa nilai struktur tradisional dan stabil, seorang individu kehilangan identitas dirinya. Kehidupan keluarga yang aman dan suportif, komunitas mapan dan dikenal, irama alam yang alami dan abadi yang membimbing penanaman dan panen pertanian, jiwa patriotik yang terpelihara, nilai-nilai moral yang timbul karena kepercayaan dan pengamatan religius, semua terlihat diremehkan oleh Perang Dunia I dan akibatnya.
            Depresi dunia pada dasawarsa 1930-an berdampak pada hampir seluruh penduduk Amerika Serikat. Para pegawai kehilangan pekerjaan mereka, dan pabrik-pabrik tutup karena petani tak bisa memanen, mengirim, atau menjual hasil panen mereka, tak dapat membayar hutang mereka dan kehilangan peternakan mereka. Kemarau panjang di Bagian Barat Tengah mengubah “lumbung” Amerika menjadi mangkuk abu. Banyak petani yang meninggalkan Bagian Barat Tengah pergi ke California untuk mencari kerja, yang dengan jelas digambarkan oleh John Steinbeck dalam The Grapes of Wrath (1939). Pada puncak depresi, sepertiga dari penduduk Amerika kehilangan pekerjaan. Dapur umum, gubuk-gubuk yang memenuhi kota, pasukan pencari kerja yang berkeliling menjadi bagian dari kehidupan nasional. Banyak yang berpendapat bahwa depresi adalah hukuman karena materialisme yang berlebihan dan cara hidup yang seenaknya. Mereka percaya badai debu yang menggelapkan langit Bagian Barat Tengah, merupakan sebuah pembalasan dari Perjanjian Lama:”angin puyuh di siang hari dan kegelapan di malam hari.”
            Depresi memutarbalikkan dunia. Amerika Serikat telah melontarkan sejumlah doktrin bisnis pada dasawarsa 1920-an. Sekarang banyak orang Amerika yang mendukung peranan lebih aktif untuk pemerintah dalam program New Deal dari Presiden Franklin D. Roosevelt. Uang federal menghasilkan pekerjaan di bidang pekerjaan publik, konservasi, dan pemasangan listrik di pedesaan. Seniman dan para intelektual dibayar untuk membuat mural (gambar/lukisan dinding) dan buku pegangan negara. Jalan keluar ini membantu, tetapi hanya peningkatan industri Perang Dunia II yang kembali meraih kemakmuran.
            Dulu budaya elit mempengaruhi budaya populer lewat status dan contoh tetapi sekarang kebalikannya. Novelis serius seperti Thomas Pynchon, Joyce Carol Oates, Kurt Vonnegut, Alice Walker, dan E.L. Doctorow telah meminjam dan mengomentari komik, film, gaya busana, lagu, dan sejarah oral.
            Seperti paruh pertama abad ke-20, fiksi pada paruh kedua mencerminkan karakter tiap dasawarsa. Akhir dasawarsa 1940-an menjadi saksi akibat dari Perang Dunia II dan awal Perang Dingin.
            Pada dasawarsa 1940-an para penulis yang tak terduga datangnya tumbuh subur, termasuk penyair-novelis-penulis esai Robert Penn Warren, penulis drama Arthur Miller dan Tennessee Williams, dan penulis cerita pendek Katherine Anne Porter dan Eudora Welty. Semuanya, kecuali Miller, berasal dari Selatan. Semua menggali nasib individu dalam keluarga atau komunitas dan terpusat pada keseimbangan antara pertumbuhan personal dan tanggung jawab kepada kelompok.
            Pada pertengahan dekade 1970-an, dimulai suatu era konsolidasi. Konflik Vietnam telah berakhir, yang segera diikuti dengan pengakuan Amerika Serikat terhadap Republik Rakyat Cina, dan perayaan dua abad Amerika Serikat. Segera kemudian muncul dekade 1980-an dimana para individu cenderung lebih memusatkan diri pada hal-hal pribadi daripada isu-isu sosial yang lebih besar.

            Kesusasteraan Amerika telah menapaki jalan panjang dan berliku dari jaman kolonial hingga jaman kontemporer. Lingkungan, sejarah, teknologi, semua telah mempengaruhi dunia ini. Tentu saja, tetap ada yang sama yakni kemanusiaan dengan segala pesonanya dan kecerdikannya, tradisinya serta janjinya.

0 comments:

Post a Comment